Sejarah seringkali disebut sebagai “ratu” atau “ibu”
ilmu-ilmu sosial. Hal itu disebabkan sejarah telah lahir dan berkembang jauh
sebelum ilmu-ilmu sosial lainnya serta paling awal diajarkan di sekolah, dengan
perkecualian mata pelajaran geografi. Ilmu sejarah merupakan dasar semua
disiplin ilmu yang termasuk dalam kategori ilmu-ilmu sosial dan humaniora.
Sejarah juga merupakan dasar kajian filsafat, ilmu politik, ilmu ekonomi, dan
bahkan seni dan agama/religi. Tidak diragukan lagi bahwa sejarah
merupakan ilmu pengetahuan yang sangat diperlukan untuk pendidikan manusia
seutuhnya.
Sejarah mengutamakan kajian tentang orang-orang yang “menaklukan
daratan dan lautan tanpa beristirahat” daripada tentang mereka yang “hanya
berdiri dan menunggu“. Sejarah mengkaji perjuangan manusia sepanjang zaman.
Dengan menyeleksi “biografi yang tak terhitung jumlahnya” dan menyajikan
kehidupan mereka dalam konteks sosial yang sesuai, dan menyajikan
gagasan-gagasannya dalam konteks manusia, dan kita memahami jalannya peristiwa.
Sejarah adalah subyek unik yang memiliki potensi sebagai
ilmu sekaligus seni. Sejarah sebagai ilmu karena sasaran sejarah adalah
menemukan dan mengumpulkan fakta-fakta dari masa lampau dan
menginterpretasikannya secara obyektif. Sejarah berusaha menjelaskan kebenaran,
keadaan yang sebenarnya, dan kebenaran semata. Sejarah berusaha mengungkapkan
kebenaran dengan memakai pendekatan ilmiah, jadi sejarah adalah Ilmu.
Tapi sejarah mengkaji “pengalaman manusia” yang tidak dapat
diringkas menjadi rumus apapun. Sejarah berkaitan dengan rangkaian peristiwa,
yang masing-masing memiliki keunikan. Sejarah selain sebagai ilmu tetapi
sekaligus sebagai seni. Sejarawan adalah pencerita yang mengkaji masa lampau
dari sudut pandang tertentu. Ia tidak dapat menulis tanpa sudut pandang
tertentu. Seperti seniman, ia tidak dapat menghilangkan nuansa kepribadian dari
karya-karyanya. Seniman dan Sejarawan sama-sama memiliki kemampuan untuk secara IMAJINATIF menggunakan
simpatinya untuk menghidupkan sesuatu, yang disebut ” kegilaan yang tidak masuk
akal”. Sejarah bukanlah cerita detektif, yang semua masalahnya akan terungkap
di bab terakhir.
Sejarah merupakan ilmu sosial dan seni, didalamnya terdapat
fleksibilitas, keragaman, dan daya tarik yang sangat tinggi.
Apa yang akan ditemukan dalam pembelajaran sejarah?
- Mengembangkan
pemahaman tentang diri sendiri : Sejarah diajarkan untuk
mengetahui siapa diri kita sendiri dalam perspektif sejarah. Setiap orang
memiliki warisan yang unik, kombinasi antara ras, suku, kebangsaan,
keluarga dan individu yang berpadu menjadikan dirinya seperti sekarang
ini. Tanpa pendalaman terhadap faktor-faktor sejarah tersebut ORANG AKAN
GAGAL MEMAHAMI IDENTITASNYA SENDIRI
- Memberikan
gambaran yang tepat tentang konsep waktu, ruang dan masyarakat :Sejarah
merupakan jaringan yang menyatukan setiap orang ke dalam kelompok yang
lebih besar. Kehidupan yang MELULU DI MASA SEKARANG akan membuat kita
tidak tahu apa-apa sama sekali. Bahasa, tradisi, dan berbagai kebiasaan
yang saat ini ada hanya bisa dipahami melalui studi tentang pertumbuhan
dan perkembangnnya dalam ruang dan waktu. Konsep tentang waktu, ruang, dan
masyarakat sangat penting kaitannya dengan masa sekarang ini. Tanpa
konsep-konsep tersebut, orang akan “TERSESAT” seperti pemburu yang
tersesat di hutan belantara.
- Membuat
masyarakat mampu mengevaluasi nilai-nilai dan hasil yang telah dicapai
oleh generasinya: Sejarah adalah ilmu yang unik karena posisinya
sangat strategis dalam menyediakan standar-standar bagi generasi muda
abad-21 untuk mengukur nilai dan kesuksesan yang telah dan akan dicapai
pada masa mereka. Sejarah membuat mereka peka terhadap berbagai
permasalahan masyarakat, politik, sosial dan ekonomi dewasa ini.
- Mengajarkan
Teloransi : Sejarah mendidik anak negeri agar termiliki
teloransi terhadap perbedaan keyakinan, kesetiaan, kebudayaan, gagasan dan
cita-cita.
- Menanamkan
sikap Intelektual : Pembelajaran sejarah dapat mengembangkan
kemampuan kita untuk memformulasikan penilaian yang obyektif,
mempertimbangkan setiap bukti dengan penuh kehati-hatian.
- Memperluas
cakrawala intelektualitas : Sejarah menambahkan dimensi
ketiga pada dunia dua dimensi. Ketika orang harus mengambil keputusan yang
penting dengan hanya mempertimbangkan dua dimensi waktu, yaitu sekarang
dan masa depan, maka orang tidak akan dapat memperoleh hasil yang optimal.
Pembelajaran sejarah membantunya dengan dimensi yang ketiga, yaitu MASA
LAMPAU. Bantuan ini membuat orang mampu berpikir secara rasional dan
obyektif. Hanya melalui DIMENSI KESEJARAHAN, orang dapat memperoleh
pemahaman yang mendalam. Pada kenyataannya PEMBELAJARAN SEJARAH BERTINDAK
SEBAGAI SOLUSI TERHADAP PEMIKIRAN YANG DANGKAL.
- Mengajarkan
prinsip-prinsip moral : Pengetahuan sejarah merupakan
pengetahuan praktis; merupakan pembelajaran filsafat yang disertai
contoh-contoh; merupakan penglihatan yang berasal dari pengalaman. Sejarah
memaparkan perbuatan yang buruk, membuka kedok kebaikan yang palsu,
menunjukan kesalahan dan prasangka, dan menghilangkan pesona kekayaan.
Sejarah menunjukan dengan ribuan contoh, lebih meyakinkan daripada semua
pernyataan, bahwa tidak ada yang lebih baik untuk disuarakan kecuali
kehormatan dan kejujuran. Sejarah mengajarkan bagaimana orang-orang besar,
yang demi kehormatannegaranya, berjuang dan mengorbankan semua miliknya.
- Menanamkan
orientasi ke masa depan :Ini tujuan penting dalam
pembelajaran sejarah. Sejarah diajarkan untuk mendorong para pembelajar
agar memiliki visi kehidupan ke depan dan bagaimana cara mencapainya.
Pelajaran masa lampau dapat diterapkan untuk menciptakan masa depan yang
baru yang lebih baik.
- Memberikan
pelatihan mental : Sejarah dapat merangsang pikiran,
penilaian, dan pemilahan, serta menciptakan sikap ilmiah pada orang dewasa
sebagai imbangan terhadap ketidakstabilan emosinya.
- Melatih
menangani isu-isu kontroversial : Pembelajaran sejarah sangat
penting untuk melatih menangani masalah-masalah yang kontroversial dengan
berlandaskan semangat mencari kebenaran sejati melalui diskusi, debat, dan
kompromi. pembelajaran semacam ini dapat memperluas pengetahuan sehingga
mampu menangani berbagai isu kontroversial secara obyektif
- Membantu
mencarikan jalan keluar bagi berbagai masalah sosial dan perorangan.
- Memperkokoh
rasa nasionalisme
- Mengembangkan
pemahaman internasional
- Mengembangkan
keterampilan-keterampilan yang berguna : Tidak kalah penting,
pembelajaran sejarah memiliki sasaran untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan tertentu yang bermanfaat seperti : Keterampilan
menggunakan dan mengartikan peta, diagram, time-line, Keterampilan
membaca, keterampilan berdiskusi tentang isu-isu kontroversial, dll
Referensi : Pembelajaran Sejarah
“TEACHING OF HISTORY” , S.K. Kochhar , Penerbit Grasindo Jakarta, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar