Kata Pengantar
Lebih dari dua bulan lamanya MANIFESTO PARI JAKARTA,
(adalah Manifesto kedua, yang pertama dibentuk di Bangkok pada bulan Juni
1927), disebarkan ke seluruh Indonesia. Sambutan yang sangat menggembirakan
terjadi disemua tempat yang menurut susunan masyarakatnya harus mempunyai satu
Partai yang berdasarkan Kelas Pekerja.
Penyebaran MANIFESTO JAKARTA tidak sedikit mendapatkan para
Pejuang baru. Terutama pula penyebaran itu seolah-olah memanggil keluar Kawan
seperjuangan lama yang-tersembunyi dan tidak dikenal oleh pembentuk Manifesto
ini, sejak Manifesto Bangkok. Kejadian ini amat mengharukan hati-nya sang
pembentuk, seperti seorang Bapak yang terharu hatinya setelah berjumpa dengan
anak-nya sendiri, yang ditinggalkan ketika masih dalam kandungan ibunya.
Sekarang si pembentuk-nya sendiri sudah berada
ditengah-tengah gelombang Pemberontakan seluruh Rakyat Indonesia, yang sudah
lama diperkirakan, diharapkan dan ditunggu-tunggu datangnya. Rakyat Indonesia
sekarang membuktikan Kesadaran Politik yang tidak akan bisa lagi dikaburkan
atau diombang-ambingkan oleh segala tipu dan daya penjajah manapun juga diatas
muka bumi ini. Dan Rakyat Indonesia dalam berlusin-lusin perjuangan di Jakarta
dan sekitarnya, Semarang dan sekitarnya, sekarang di Surabaya dan sekitarnya, seperti
juga di Sumatra, membuktikan kemauan dan kesungguhan yang tidak mungkin dapat
dipatahkan begitu saja. Keberanian dan ketabahan yang disertai kecerdikan
berjuang, sekarang baru mulai menggemparkan dunia Internasional yang menganga
tercengang, Musuh yang Angkuh, Sombong dan Rendah.
Pula si-pembentuk Manifesto ini merasa berbahagia yang tidak
terhingga, berada ditengah-tengah Kawan Seperjuangan dan berada juga
ditengah-tengah para anak-anaknya Kawan seperjuangan – Maafkan perasaan seorang
Veteran Revolusioner yang sebagai manusia tidak luput dari pengaruh perasaan
!!! – Para anak-anak yang baru dijumpai, yang sedang mengambil bagian terbesar
dalam usaha mendirikan dan mempertahankan Republik ini.
Lebih dari 18 tahun yang lalu. Manifesto sebagai satu penafsiran
tentang gerakan Ekonomi—Sosial—Politik dunia dan Indonesia diuraikan di
Bangkok, sesudah gerakan Rakyat mendapat pukulan hebat ditahun 1926.
Lebih dari dua bulan pula penafsiran tentang gerakan
Ekonomi—Sosial—Politik luar dan dalam Indonesia diuraikan dalam Manifesto
Jakarta ini. Diuraikan dalam masa perobahan dan segala kebimbangan. Pada satu
pihak Imperialisme Jepang kalah dan menyerah serta siap kembali kenegaranya.
Pada pihak lain Imperialis Inggris--Belanda sembunyi dibelakang kedok yang
dinamai Sekutu ( United Nation ) belum siap untuk menyerbu masuk melakukan
segala tipu muslihatnya, seperti sudah dikenal seluruh dunia. Pada saat itulah
para pemimpin Indonesia, yang selamanya menjadi pembantu “sehidup semati” TENNO
HEIKA ( Tuhannya Jepang )……………. Rezim Otokratis—Militeristik – Para Pemimpin
Indonesia tadi, tidak mengherankan kalau dalam keadaan bimbang, karena
dugaannya pasti memang itu dan “Politik Persatuan Jepang—Indonesia berdasarkan
HAKKO ITJIU” itu gagal sama sekali. Kepada para Pemuda-lah Indonesia dikemudian
hari akan berterima kasih karena mereka yang sebenarnya membangun Republik
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 itu. Apabila Para Pemimpin Besar masih
mengharapkan “Komando dari Tokyo” yang sudah bertekuk lutut sebelumnya “Pecah
sebagai Ratna”. Maka golongan Pemuda mendorong dalam arti yang
sebenar-benar dan sepahit-pahitnya Para Pemimpin Besar menyatakan Kemerdekaan
Indonesia dan mempertahankan Republik Indonesia yang berdaulat.
Sangat terharulah Pembentuk Manifesto ini, apabila sekarang
mengetahui bahwa sebagian besar, boleh dikatakan semuanya para pemuda pendorong
yang insyaf dan bertindak sebagai seorang Jantan itu sudah bertahun-tahun
bergerak dengan Manifesto Bangkok sebagai Obor. Kegembiraan suci tak terharu
itu bertambah pula ketika mendapat kepastian bahwa pelopor pemberontakan
Surabaya yang sedang berlaku sekarang ini, sebagian besar terdiri dari
Pengikut Partai Republik Indonesia ( PARI ) pula.
Berdirinya Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945
itu dan pembelaan yang gagah perkasa dan terus menerus dilakukan dimana-mana
oleh para Pemuda dan pengikut PARI, membuktikan senyata-nyatanya, bahwa
tafsiran Nasional dan Internasional dalam Manifesto Bangkok tidak berapa jauh
dari kebenaran.
Komentar yang panjang, tidak perlu dan belum pada waktunya
untuk diberikan.
Mudah-mudahan penafsiran gerakan Ekonomi—Sosial—Politik
Indonesia dan Dunia sekitarnya yang diuraikan dalam MANIFESTO JAKARTA ini
tidak seberapa pula jauhnya daripada kebenaran.
Tetapi tidak-lah bisa disimpan dalam hati saja, bahwa kita
sekarang merasa sangat malang ( tidak beruntung ), karena sampai sekarang belum
juga mendapat keterangan yang cukup dan syah tentang keadaan yang sebenarnya
terhadap gerakan Ekonomi—Sosial—Politik tadi.
Tetapi akan lebih malang-lah kita jika “tafsiran” tiada
dijalankan sama sekali. Lebih baik mempunyai Tafsiran yang berdasarkan bukti
kurang sempurna, daripada tidak mempunyai tafsiran sama sekali.
Bukan-kah sesuatu “sikap” harus didasarkan atas suatu
Tafsiran? Bukankah pula sikap yang pasti dan dijalankan dengan serempak
walaupun berdasarkan bukti yang kurang cukup, lebih baik daripada sikap laksana
“Pucuk Pohon Aur” yang terkenal ditiup angin kian-kemari, walaupun sikap tadi
berdasarkan bukti yang sempurna.
Tentulah sikap yang sempurna itu adalah sikap yang yang
berdasarkan bukti yang syah serta cukup dan dijalankan serempak-serentak dengan
teguh-tetap, kebenaran ini-pun tidak perlu diberi komentar.
Ada pula para penerima MANIFESTO JAKARTA yang sangsi akan
syahnya “sumber” MANIFESTO JAKARTA itu, karena katanya memakai perkataan baru;
ialah “ASLIA”. Kalau kelak waktu dan tempat mengijinkan, maka akan dibuktikan
senyata-nyatanya, bahwa istilah ASLIA itu mengandung satu tambahan yang bukan
berarti satu “pemalsu” dari salah seorang penyamar yang menamakan dirinya
Tan Malaka. Kalau waktu, tempat dan teman membenarkan tidak akan lama lagi akan
dikeluarkan satu buku lagi yang dinamakan “GABUNGAN ASLIA”. Malah boleh jadi
pengarangnya sendiri akan keluar dari goa persembunyiannya selama hampir dua
lusin tahun.
Sudah nasibnya Tan Malaka sendiri menjadi bola sepakkan para
tukang kabar angin yang mempunyai kepentingan sendiri. Empat kali kabar, bahwa
ia masuk dengan kapal terbang jepang sebagai pembesar. Pada waktu menulis kata
pengantar ini di Surabaya telah ditangkap beberapa penyamar musuh yang mengakui
dirinya Tan Malaka. Pembaca dan pengikut PARI tentulah cukup mengerti akan
maksud kaum Provokator dan Penghianat
Tan Malaka akan keluar menurut keadaan dan kekuatan Rakyat,
dan dia sudah berada disini semenjak Jepang masuk. Tetapi dia masuk sendiri
tidak dengan pertolongan dan perlindungan kapal perang atau kapal terbangnya
Jepang. Dia memang bekerja pada salah satu perusahaan dibawah pengawasan
Jepang. Tetapi dia menjadi Buruh dan tidak sedikit-pun mencampuri politik
Imperialisme Jepang. Lagi pula belum pernah sepatah kata pun membenarkan
apalagi memuji politik Jepang dimuka umum. Malah sebaliknya, dua atau tiga kali
perkataan yang diucapkan didepan umum, yang membela Kemerdekaan dan Kaum
Pekerja amat membahayakan dirinya. Cuma perkataan itu tidak diucapkan sebagai
wakil dari salah satu badan yang mengandung politik dan bukan pula oleh seorang
yang bernama Tan Malaka. Pendek kata Tan Malaka ada di Jawa semenjak kira –kira
pertengahan tahun 1942. Dia mengabdi seikhlas-ikhlasnya kepada Kaum
Buruh, Made in Jepang yaitu ROMUSHA dengan segala kegembiraan, hasil dari
suatu pemerintahan yang semunafik-munafiknya, sekejam-kejamnya,
serakus-rakusnya, dan sebinatang-binatangnya di kolong langit.
Dengan Amerika-pun pengalamannya cukup pahit! Penangkapan di
Manila bulan Agustus tahun 1927, walaupun diprotes oleh seluruh rakyat
Philiphina, tipu-muslihat kaki tangan Imperialis Amerika selalu digagalkan oleh
Rakyat Philipina, akhirnya pembuangan dari Philipina serta percobaan dari
Konsul Amerika dibantu oleh Konsul Inggris, Perancis dan Belanda di Amoy untuk
“menculik” Tan Malaka di pelabuhan Amoy , tetapi gagal karena tindakan sendiri
dan teman-teman, semua itu adalah pengalaman Tan Malaka berhubungan dengan
Demokrasi Made in Amerika itu. Dengan Inggris-pun mengalami pengalaman yang
tidak kurang pahitnya dengan Demokrasi Belanda dan Amerika. Juga Demokrasi
Inggris dalam satu perkara pun tidak menjalankan Demokrasi yang dianggapnya
sakti itu terhadap massa yang terpisah dari Negara dan Rakyatnya! Satu
undang-undang Internasional yang dianggap sakti untuk dirinya sendiri dan untuk
semua kulit putih diperbolehkan dilakukan terhadap Tan Malaka – Pengasingannya
didalam Bui ( penjara ) Hongkong lebih kurang dua bulan lamanya ditahun 1932,
desakkan dari semua Imperialisme dunia didalam Bui, pemindahan dari sel ke sel,
dari sel kulit putih ke sel orang hukuman Tionghoa, penolakan semua negara
Imperialis dengan negara jajahannya buat menerima Tan Malaka sebagai pelarian
politik ( Political Refugee ), pengusirannya dari Hongkong dengan tidak
menetapkan negara yang aman untuknya terlebih dahulu, menurut undang-undang
bangsa “Sopan” didunia ini, ancaman dari Belanda yang berusaha keras untuk
menculik, berbagai bahaya dijalani pada masa pembuangan ketiga kalinya itu dan
sebagainya – semuanya adalah Pengalaman hidup seorang Pemimpin Indonesia yang
pada masa saat itu amat pula terganggu kesehatannya. Semuanya berserah dengan
darah diatas kulitnya Tan Malaka.
Cukup sebab maka Tan Malaka memilih Waktu, Tempat dan Teman
untuk menyaksikan dirinya sendiri kedepan mata Rakyat Indonesia…………………………….
MERDEKA 100%
PEMBENTUK MANIFESTO JAKARTA
TAN MALAKA
PARI dahulu : PARTAI REPUBLIK INDONESIA
( Sekarang menjadi terbuka )
Sekarang kependekan : PROLETARIS ASLIA REPUBLIK INTERNASIONAL
( Arti nama tertutup )
PARI yang didirikan oleh almarhum Subakat, Jamaludin Tamim
dan Tan Malaka di Bangkok pada bulan Juni 1927, dalam keadaan dan penderitaan
yang bagaimanapun juga, tidak menghentikan usaha untuk melaksanakan hasrat
selama 18 tahun itu, perlu kini kita memperbaharui hasratnya itu. Suasana dan
keadaan dunia akan berhubungan dengan perubahan itulah namanya PARI, sekarang
yang mengandung arti yang lebih luas dan lebih dalam.
PARI yang asli adalah kependekan dari Partai Republik
Indonesia, PARI sebagai nama akan terus dipakai, kalau Cuma untuk menghormati
almarhum Subakat yang memilih nama itu, dan meninggal dalam Bui Belanda karena
mempertahankan PARI. Lagipula PARI sudah cukup dikenal sebagai Partai Bawah
Tanah ( Illegal ) di jaman Belanda, yang mana tidak sedikit pemimpinnya yang
dibuang ke Digul atau dipenjara didalam atau diluar negara.
Akhirnya, tetapi tidak kurang pentingnya nama itu sesuai
dengan suasana dan keadaan baru. Berhubung dengan ini, maka PARI mengandung
arti yang lebih dalam, ialah PROLETARIS ASLIA REPUBLIK INTERNASIONAL.
Jadi wataknya PARI tetap Proletaris seperti sediakala dan
daerahnya tetap pula Internasional seperti dahulu, tetapi daerahnya sudah
bertambah luas, daerahnya sekarang adalah daerah yang cocok dengan penyelidikan
para ahli yang bersandarkan atas Ilmu Bumi dan Ilmu Bangsa ( Ethnology, Science
of ……….), serta akhirnya cocok pula dengan kepentingan Perekonomian.
ASLIA ialah perkataan buatan kita sendiri sebagai gabungan
dari suku kata perkataan ASIA dan AUSTRALIA. Yang digabungkan ialah permulaan
kata ASIA dan suku akhirnya AUSTRALIA.
Syahdan ASLIA itu meliputi daerah Birma, Thai, Annam,
Philipina, Semenanjung Malaya, seterusnya Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku, Papua, Sunda kecil dan akhirnya Australia Panas. Bagian Australia yang
kita maksudkan itu luasnya kira-kira 1/3 dari keseluruhan wilayah Australia.
Adapun Australia putih itu sekarang diduduki oleh bangsa
Eropa yang adalah keturunan orang-orang hukuman yang dipindahkan oleh kerajaan
Inggris diwaktu lampau. Bangsa Pindahan ini seperti juga di Amerika
membinasakan, lebih kurang memusnahkan bangsa Australia Asli dan peperangan
lahir dan batin yang tiada henti-hentinya, diseluruh Australia Putih yang
luasnya lebih kurang 1/3 pula dari seluruh dataran Australia yang luasnya 3
juta miles persegi itu. Dijaman gelap gulita ( Primitive ), lama sebelum
sejarah tertulis dimulai, maka menurut penyelidikan Ilmu Pasti Asia, Indonesia
dan Australia memang bersatu. Begitu-lah pula daerahnya bangsa Australia Asli,
yang beberapa puluh ribu itu masih mengembara disana-sini, banyak masih
mengalir kedalam badan Indonesia kita. Di Australia Panas, bangsa kulit putih
tidak dapat tidak bisa hidup berkembang turun-menurun. Tetapi di Australia
Sejuk bagian selatan, mereka bisa berkembang turun-menurun, selain itu
persamaan antara Indonesia dengan Australia seperti yang sudah disebut diatas,
maka ada lagi persamaan penting, persamaan penting ini meliputi pula Birma,
Thai, Annam, Semenanjung Malaka, Kalimantan Utara serta akhirnya Philipina.
Seluruh ASLIA amat rapat dipengaruhi oleh iklim yang sama
ialah panas dan dikendalikan oleh gerakan angin yang tetap teratur tiap-tiap
tahun adalah angin moeson yang termahsyur itu, dipengaruhi musim yang berkuasa
diseluruh ASLIA yang hawanya terus panas itu., dari tahun-ketahun dan dari
abad-keabad, maka bangsa Indonesia sebagai paduan dari beberapa bangsa di ASLIA
itu dalam hakekatnya beralat-perkakas, berekonomi, bersosial, berpolitik dan
berjiwa ( paham keamanan dan perasaan ) dan berhasrat ataupun berimpian yang
tidak berbeda satu sama lainnya. Pendek kata seluruh ASLIA kini dalam segala
cara penghidupan berada dalam keadaan yang ber-samaan dan suasana serta keadaan
dunia setelah perang dunia II ini membutuhkan pergabungan dan kerjasama. (
Bacalah nanti buku “ASLIA BERGABUNG” oleh Tan Malaka ).
HASRAT, IDAMAN, CITA
Hasrat PARI dari dahulu sampai sekarang tidaklah berubah,
maksudnya adalah mendirikan Republik yang berdaulat kepada Rakyat Pekerja,
Murba Kerja, yakni yang bekerja dengan tangan atau-pun otak, seperti yang
bekerja didalam perusahaan yang berada didarat dan dilaut. Tambang, Pabrik,
Bengkel, Kebun, Sawah, Kereta, Telphone, Listrik, Kantor, Kapal dan sebagainya.
Dalam semua hal yang penting mengenai negara, maka pekerja tangan dan otak
itulah yang kelak memberi keputusan dengan suaranya. Untuk mindring ( ? ), Kaum
uang (Kapitalis) yang menganggur, juga buat pengemis tidaklah ada kesempatan
untuk mengeluarkan suaranya dalam hal pilih-memilih—wakil atau pegawai negara,
ataupun membenarkan atau membatalkan sesuatu undang-undang yang dibentuk oleh
wakil Rakyat yang syah. Warga negara yang “bekerjalah” kelak dengan perantaraan
wakilnya dalam Dewan Perwakilan akan mengatur Hak milik, Produksi, Upah, dan
Hidup Sosial semuanya berdasarkan tolong menolong dan sama- rata. Tolong
menolong dan Sama-Rata dalam semua cabang itulah, yang menjadi hasrat dari
PARI. Dasar tolong-menolong ( gotong-royong ) dan sama-rata itulah yang menjadi
dasar hidup yang dahulu kita laksanakan di Desa Jawa, Kampung Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi dan lain-lain Itulah dasar yang pasti diundangkan,
diterjemahkan dan dijalankan oleh seluruh masyarakat Minangkabau ketika masih
satu negara yang merdeka.
SUASANA DAN KEADAAN BARU
Hasrat tadi selangkah demi selangkah akan kita laksanakan
untuk seluruhnya di ASLIA. Ber-awal dari Indonesia Sempit, itulah Indonesia
kita. Ditambah dengan Semenanjung Malaka dan Kalimantan Utara yang berarti
hidup atau mati untuk kita karena penting daerah itu untuk siasat Perang dan
Perekonomian kita selain dari persamaan 100% dengan kita lahir dan batin.
Dengan cara sukarela dari kedua belah pihak, Indonesia
Sempit akan mencoba mengadakan penggabungan ataupun kerja bersama dengan
Philipina adalah daerah yang paling dekat dengan Indonesia Sempit dalam
segala-galanya.
Empat atau lima ratus tahun yang lampau Philipina memang
langsung menjadi bagian politik dari Indonesia kita ini. ( Sriwijaya, Majapahit,
dan Kerajaan Kalimantan Utara ). Lambat laun dan dengan cara yang tulus dan
ikhlas pula serta dengan cara saling pengertian, penggabungan ASLIA akan
dilaksanakan kedalam daerah yang disebut Jembatan untuk Asia dan Australia,
diantara Samudra Hindia dan Lautan Teduh. Diantara seluruh bangsa yang oleh
para ahli dinamakan “Indonesians” ( C.R. Logan dan Bastian ) atau
juga disebut “Ocenia Mongols” adalah Tartaria Samudra ( oleh Hadion dan Smith
). Atau bangsa-bangsa yang menderita akibat Bumi, Iklim dan sejarah yang sama
dan menunjukkan banyak persamaan pula dan akhirnya dalam hal perekonomian
berhadapan dengan dunia luar sehingga membutuhkan satu perhubungan yang erat
pula.
Dengan GABUNGAN ASLIA, yang sekarang diluar lautannya
mempunyai daerah dataran kira-kira 3 juta miles-persegi dengan kira-kira
berpenduduk 150 juta jiwa, bangsa Indonesia telah bisa memasuki badan
Internasional yang hendaknya bisa meningkat menjadi 8-10 GABUNGAN RAKSASA dunia
yang kita harapkan akan terbentuk. Dalam garis besarnya GABUNGAN RAKSASA itu
lebih kurang yaitu:
Amerika Serikat dan Kanada kira-kira mempunyai wilayah 8
juta miles-persegi dengan jumlah penduduk kira-kira 160 juta jiwa. Tiongkok
dengan luas wilayah 4,5 juta miles-persegi dengan jumlah penduduk 400 juta
jiwa, Sovyet Rusia mempunyai wilayah lebih kurang 9 juta miles-persegi dengan
jumlah penduduk 200 juta jiwa, Penduduk Eropa Barat dengan luas wilayah 3,75
juta miles-persegi dengan jumlah penduduk 350 juta jiwa,dan selanjutnya
Hindustan dan Iran ( Indo-Iran ), Afrika dalam satu atau dua gabungan, Amerika
Selatan jika ingin berdiri sendiri. Dengan 8-10 GABUNGAN RAKSASA didunia itu
yang masing-masing dapat berdiri sendiri dalam hal Ekonomi, yang boleh
diharapkan satu sama lain akan saling menghormati, karena Jago atau Anjing-besar
jarang sekali berkelahi dengan lawannya yang sama besar, yang satu akan
berdamai dengan yang lainnya untuk kebutuhan masing-masing, behubungan pula
karena tiap-tiap anggota Gabungan akan mendapat bahan baku yang lebih kurang
cukup untuk memenuhi kepentingan dirinya sendiri. Keamanan, Kemakmuran dan
akhirnya Persatuan Dunia akan bisa terjamin.
PARI memang tidak percaya, bahwa perdamaian dunia itu akan
bisa kekal, kalau dipegang oleh tiga atau empat negara besar saja, selama
disampingnya masih ada negara-negara yang dijajah secara langsung maupun tidak
langsung dan banyak pula negara kecil yang diluar Gabungan, Jajahan, Dominion,
Mandat dan lain-lain bentuk penjajahan Cuma menimbulkan dendam-kemarahan
dipihak yang dijajah dan timbul rasa Cemburu, Iri Hati kepada negara besar yang
tidak mempunyai pasar yang dapat dimonopoli oleh negara Ibu ( Induk / negara
Besar ) itu. Negara kecil yang tidak bisa berdiri sendiri dalam politik dan
ekonomi itu akan terpaksa mencari kawan-kawan kesana dan kemari dan dijadikan
“Kawan” oleh negara besar ini atau itu. Semua akan menimbulkan Kecurigaan,
Kecemburuan, Permusuhan dan akhirnya Peperangan Dunia lagi.
Cuma badan Internasional yang terdiri dari GABUNGAN RAKSASA
seperti diatas yang berdasarkan Kemerdekaan, Persamaaan, Self-Effisieny ( bisa
berdri sendiri dalam perekonomian ) yang bisa menjamin perdamaian
sebaik-baiknya dan selama-lamanya kalau dibandingkan dengan macam badan
Internasional yang berbeda corak mana-pun juga.
Perhubungan yang semakin hari akan semakin rapat antara
Manusia dan Manusia, Bangsa dan Bangsa juga dalam Politik, Ekonomi dan
Kebudayaan kelak selangkah demi selangkah akan mengadakan Internasionalisme
yang berdasarkan keaneka ragaman yang Bersatu-Padu ( Homogen ). Lihat “PARI dan
Internasionalisme”.
CARA BERJUANG
Cara berjuang untuk mencapai kemerdekaan nasional itu
ditentukan oleh susunan Sosial dan Politik ( Social Political Structure ).
Dimana susunan itu mempunyai rasa saling tolong menolong karena ada persamaan
kepentingan diantara banyak bangsa terjajah dan bangsa yang menjajah, jadinya
ada perhubungan yang menguntungkan kedua belah pihak maka cara merebut
kamerdekaan itu dilakukan dengan jalan damai, atau jalan PARLEMENTER. Si
Penjajah selangkah demi langkah dengan Ikhlas atau Terpaksa bisa menambah
kekuatan si Terjajah dengan mengadakan ½ Parlemen, 2/3 Parlemen , ¾
Parlemen………….999/100 Parlemen………. Dan seterusnya ad infinitum……..tidak
henti-hentinya, karena terikat oleh persamaan keperluan pula diantara Modal
Penjajah dengan Modal Borjuis terjajah ( Hindustan dan Philipina ).
Tetapi kalau bangsa penjajah dengan bangsa terjajah itu kepentingannya sama
sekali atau hampir sama sekali bertentangan, maka jalan Parlementer tidak dapat
dilaksanakan. Dalam hal seperti ini maka Perjuangan Kemerdekaan itu akan
berlaku Revolusioner. Di Indonesia Sempit kita ini pertentangan antara si
Penjajah dengan si Terjajah itu sangat menyolok. Si Penjajah adalah Bangsa
Kulit Putih yang ber-Modal besar, sedang diterjajah itu adalah Bangsa Kulit
Berwarna yang tidak ber-Modal berupa uang dan mesin. Hisapan dan Tindasan
Kapitalisme diperhebat pula oleh perbedaan Kebangsaan, Tabiat, Bahasa dan
Adat-Istiadat. Dalam hal ini Parlementarisme tidak bisa jalan dan mustahil
sekali Si Kapitalis Putih akan mempercayakan urusan negara kepada wakilnya Si
Buruh Kulit Berwarna. Si Kapitalis Putih akan terus tetap berusaha memegang
suara lebih ( Mayority ) dalam tiap-tiap badan pemerintahan. Jangan sampai
terjadi Si Terjajah memperoleh suara lebih dalam Badan Perwakilan Pusat, sehingga
wakil Si Terjajah berwarna bisa membuat undang-undang yang merugikan Si
Penjajah Kulit Putih. Penjajah Belanda lebih susah mendapatkan wakil didalam
Volksraad yang membela kepentingan Modal Jajahan dari pada mendapatkan wakil
yang mementingkan kepentingan rakyat Indonesia. Sampai terbenamnya Volksraad,
kekuasaaanya Cuma memberi nasehat belaka dan jumlah anggotanya boleh disebut
Nasionalis belum lagi sampai 20 % dari jumlah seluruhnya.
Di Indonesia kemerdekaan nasional itu harus direbut oleh
seluruh Rakyat dengan gerakan Murba teratur (Organized Mass Action) . Dalam
Perjuangan itu Para Pekerja perusahaan besarlah yang seharusnya menduduki
barisan terdepan. Mereka-lah yang sewaktu-waktu dengan jalan pemogokan bisa
memberi Pukulan yang sehebat-hebatnya tehadap Modal Asing. Kalau pemogokan yang
kuat dan teratur itu didukung dengan keras pula dengan pemogokan membayar
Belasting (pajak) dari pihak Tani, dan Penduduk Kota memperkeras pula dengan
melakukan Demonstrasi teratur yang mengemukakan tuntutan yang langsung terasa
oleh umum, maka Imperialisme Belanda yang terdiri dari Kepintaran BB Ambtenaar
Indonesia, Polisi, Lasykar yang sebagian besar orang Indonesia pula, tidak akan
bertahan lama. Kodrat Pelopor Indonesia dalam merebut Kemerdekaan dan
Pembangunan negara adalah Para Pekerja perusahaan penting, sebab merekalah yang
belajar dalam hal Tehnik, Administrasi, dan Organisasi secara Barat. Pada
satu pihak mereka pula-lah yang di Hisap dan di Tindas serta sudah dibangun
kedisiplinan oleh para Pemodal sendiri, serta lebih gampang disusun,
didisiplinkan dan dikerahkan untuk merebut kemerdekaan nasional dan social
daripada tani dan pedagang yang biasa hidup atas dasar perseorangan dan
terpisah-pisah.
SEJARAH GERAKAN KITA
Gerakan modern di Indonesia dalam lebih kurang 40
tahun ini adalah berupa pimpinan yang teratur, tetapi telepas dari Murba (
Pekerja ) atau Partai Pekerja yang kurang teratur. Pada golongan Pertama
temasuk didalamnya Budi-Utomo, Perhimpunan Indonesia, PNI, dan PARINDRA, pada
golongan yang Kedua termasuk didalamnya Syarikat Islam, PKI dan barangkali juga
GERINDO. Yang pertama barangkali takut dengan sifat kata yang mau terus dengan
lekas penuh, sempurna dan jitu dengan Titel dan Intelek yang tidak mengerti
sama sekali keinginan Rakyat Djelata. Yang kedua penuh dengan semangat
perjuangan tetapi Sunyi akan Filsafat Kelas, Taktik dan Strategi Kelas,
Kesabaran dan Disiplinnya Kelas. Baik-pun Syarikat Islam atau PKI terdorong
kelorong “PUTCH” ( Merebut Kemerdekaan / Kemenangan secara Militer belaka ). ---
( Untuk kesempurnaan lihatlah “Menuju Republik Indonesia”, “ Semangat Muda”,
dan “Massa Aksi” oleh Tan Malaka ).
KEADAAN KINI ( AGUSTUS 1945 )
NIPPON akan meninggalkan Indonesia, dalam tiga tahun
dibawah pimpinan Tentara Nippon, Indonesia mendapat perubahan yang Maha Hebat.
Sejarah Indonesia belum pernah memperlihatkan perubahaan semacam itu. Ekonomi
yang dahulu berdasarkan Imperialisme pada waktu damai ( mendapatkan bahan-bahan
di Indonesia untuk negara Ibu / Belanda, menjualkan barang-barang pabrik yang
didatangkan dari negara Ibu ke Indonesia, menamkan Modal di Indonesia )
sekarang dibelokkan menjadi Ekonomi Perang. Perusahaan barang untuk dikirim
keluar negeri ( Gula, Getah, Tea, Kina, Kopi, Arang, Minyak Tanah, Timah dll )
sekarang dipakai untuk keperluan perang. Banyak perusahaan-perusahaan dikurangi
karena hasilnya tidak bisa dikirim keluar ( Tea, Kopi, Getah dll ) tetapi
perusahaan-perusahaan lainnya diperluas ( Besi, Baja, Mesin, Obat-obatan dan
sebagainya serta perusahaan-perusahaan baru didirikan ( Perkapalan ).
Keadaan social mendapat kegoncangan yang luar biasa,
berjuta-juta Petani dijadikan Romusha ( Prajurit - Pekerja ) yang dikirim
keseberang lautan atau dikerahkan diseluruh pulau Jawa. Hampir tidak ada lagi
Pemuda atau Orang Tua kuat yang terlepas dari ikatan atau disiplin perusahaan
industri atau pun pertahanan negara ( Seinendan, Heiho, Peta, Kaigoenheiho ).
Banyak pula saudagar kecil atau pun bekas juru tulis dan Studen yang menjadi
majikan, saudagar, atau “tukang catut”. Dalam jabatan negara banyak sekali
posisi pekerjaan yang tinggi yang dahulu dipegang oleh Belanda sekarang
dipindahkan begitu saja ketangan orang Indonesia. Jadi dalam tiga tahun saja
Petani menjelma menjadi Prajurit Perang dan Pekerja, juru Tulis dan Studen
menjadi Pedagang. Bekas Pemimpin Pergerakan dijaman “Hindia Belanda” menjadi
pegawai negara tinggi ataupun rendah. Perlu puluhan tahun untuk membuat
penjelmaan yang besar itu di masa damai, tetapi hal itu sekarang cuma tiga
tahun saja. Inilah panen panca-roba social yang sehebat-hebatnya didalam
sejarah Indonesia.
Dalam keadaan begini, maka pada tanggal 17 bulan 8 tahun
1945 Indonesia menyatakan Kemerdekaannya kesekalian Umat Manusia ke dalam dan
ke luar Indonesia. Negara Indonesia yang Merdeka itu adalah sebuah Republik
kesatuan dan kedaulatannya terletak ditangan Rakyat.
SEKUTU DAN REPUBLIK INDONESIA
Republik Indonesia tadi tiadaklah barang yang direbut
dari tangan siapapun juga. Dia didirikan pada saat yang istimewa. Saat yang
seolah-olah jatuh dari langit, yakni: Pemegang kekuasaan yang lama akan
berangkat ( NIPPON ) tetapi belum lagi rakyat Indonesia mengambil hak yang
memang hak-nya sendiri pada saat yang istimewa . Dia ambil haknya, hak
tiap-tiap bangsa ketika diambil, maka hak itu terlantar saja, belum direbut oleh
yang tidak berhak ( Sekutu yang akan mengambil oper kekuasaan )
Hak itu adalah kemerdekaan yang oleh Filsafat Politik modern
sudah diakui sebagai hak mutlaknya, sebagai “Geboorteres” ( Birt-Right )
sesuatu negara, dia ini hak hidup, tidak lebih dan tidak kurang. Selama bangsa
Indonesia berada Di tanah Indonesia ini maka menurut hukum Ia berhak sepenuhnya
atas tanah dan kemerdekaannya. Bangsa Indonesia Hidup dan Mati bersama
dengan Tanah dan kemerdekaan tadi. Hak atas Tanah dan Kemerdekaan tadi tidaklah
bisa dipindahkan ketangan bangsa asing atau dibagi-bagikan dengan bangsa asing.
Hal ini akan bisa menimbulkan salah satu dari dua akibat:
Pertama: Bangsa Indonesia lambat laun akan musnah
seperti bangsa Australia Asli atau bangsa Amerika Asli atau mati kutu, merana
dan terdesak seperti bangsa Indonesia di Semenanjung Malaka dan Kalimantan
Utara, atau
Kedua: Bangsa Indonesia akan bisa terus
bertambah atau berkurang tetapi bercerai berai hidupnya diseluruh pelosok
dunia, memang untuk mengambil hak hidupnya kembali, bangsa Indonesia tidak
perlu malu atau minta maaf kepada siapapun juga.
Tetapi apakah sekutu akan mengakui Kemerdekaan itu? Apakah
Atlantic Charter akan memperdulikan bangsa Indonesia? Inilah pertanyaan yang
akan dijawab oleh sejarah dihari depan. Jawabannya itu Cuma sebagian saja
terletak di tangan Sekutu tetapi sebagian lagi ada ditangan Rakyat Indonesia
sendiri!!!
SUSUNAN SEKUTU
Amat sedikit sebenarnya kita mengetahui keadaan dalam
kalangan sekutu adalah Inggris, Amerika Serikat, Tiongkok, dan Sovyet Rusia.
Sampai seberapa erat-kah persekutuan mereka itu? Apakah pertentangan atau bibit
pertentangan dalam kalangan mereka itu?
Penerangan tentang sekutu itu amat sedikit sekali yang kita
peroleh sejak Indonesia berada dibawah pemerintahan Bala-Tentara Dai NIPPON
dalam 3 tahun setengah ini. Penyelidikan yang teliti tidak bisa kita
jalankan.
Tetapi percobaan menurut jejak garis besar benang merah
tidak ada salahnya kita jalankan. Apakah Inggris itu dari negara pemberi hutang
sudah bertukar menjadi negara yang berhutang. Inilah yang belum kita bisa jawab
dengan pasti tetapi selama Perang yang berlangsung lebih dari 5 tahun itu semua
Export dan Import boleh dikatakan berhenti. Dan pada Export dan Import
itulah terutama sumber hidup utama dari Kerajaan Inggris. Daya upaya Inggris
dimasa damai pada hari depan tentulah merebut kembali pasar yang hilang. Pasar
itu untuk Inggris dalam Perindustrian, Perdagangan, dan dalm hal makanan amat
bergantung sekali pada pihak luar negeri. Pabrik di Inggris tidak akan jalan
kalau bahan seperti minyak tanah, getah dan kapastidak datang dari luar negeri.
Kalau jalan pun, Barang pabrik seperti Kain, Baja, Mesin, Barang obat-obatan
dan sebagainya, akan bertumpuk-tumpuk saja kalau pasar diluar negeri tertutup.
Uang kontan dari para hartawan Inggris akan tersimpan mati dalam petinya kalau
tidak ada negara luar yang mau diterimanya untuk ditanam dan dikembangkan.
Perkapalan Inggris yang besar itu akan berhenti kalau tidak ada barang yang
diangkut kedalam dan luar negeri dengan jatuhnya perindustrian dan perdagangan
Inggris, maka akan merosotlah pula kekuatan membeli bahan dan makanan ( Daging,
Gandum, Gula, Tea, Kopi dan lain-lain ). Dari luar negara Eropa yang sekarang
dalam keadaan kurus kering itubukanlan satu daerah yang yang memberi
pengharapan amat besar sebagai pasar pabriknya seperti sedia-kala. Afrika boleh
jadi pula tidak akan memberi harapan kalau Afrika Selatan memajukan
perindustriannya sendiri, seperti juga Mesir. Hindustan masih dalam persoalan
yang besar. Apakah Hindustan akan Merdeka dan menolak semua atau sebagian besar
Modal Inggris ? Inilah beberapa persoalan yang akan menentuka terus atau
berhentinya Inggris sebagai negara besar.
Tiongkok yang sudah jemu akan akibat masuknya modal Inggris
tentu tidak akan menerima masuknya modal Inggris itu secara leluasa seperti di
masa lampau. Australia, Afrika Selatan dan Kanada tentu lebih daripada sebelum
perang dunia ke dua ini akan menolak masuknya barang pabrik Inggris yang sudah
dihasilkan oleh Kanada sendiri pada masa perang dunia kedua ini. Amerika
Selatan yang dalam Perang ini terpaksa lebih rapat kepada Amerika daripada
dengan Inggris, barangkali kelak diwaktu damai lebih anti asing daripada lagi
daripada yang sudah-sudah.
Memang Indonesia-lah salah satu daerah yang harusnya menjadi
kenang-kenangan untuk Inggris. Semenanjung Malaka tentu akan tetap menjadi bulan-bulanannya
Imperialisme Inggris itu. Lebih daripada sebelum Perang dunia kedua ini Inggris
mengharapkan barang penting dari Indonesia seperti Minyak Tanah, Getah dan
lain-lain. Untuk mencoba akan berdirinya kembali sebagai negara kelas satu
Inggris akan mencoba mamasuki daerah yang dianggapnya cukup lemah, seperti
Indonesia kita.
Partai Pekerja yang memegang tampuk Pemerintahan di Inggris
sekarang harusnya berada dalam keadaan kebingungan dan kebimbangan. Dahulu
walaupun Sosialisme Inggris sudah dua kali memegang kekuasaan negara. Tidak
sanggup ia mengadakan Sosialisme. Sosialisme? Tetapi belum sekarang lagi,
demikian kata mereka. “Sosialism but not in our time”. Apakah kelak Sovyet
Rusia dan Sosialisme di Eropa Barat, Partai Pekerja di Inggris berani menjalankan
Sosialisme di Inggris? Apakah Partai Pekerja di Inggris kelak cukup kuat
mencegah perbuatan Imperialisme bangsanya sendiri terhadap Indonesia Merdeka?
Apakah Pekerja Inggris akan membantu Imperialisme negara?
Atau mencegah dengan kodrat Murba ( Massa Aksi ) perbuatannya itu? Berdiam diri
atau berpura-pura memprotes akan kita dianggap seperti membantu Imperialisme
bangsanya. Bagaimana-pun juga hanya waktu saja kelak yang bisa memberi jawaban
yang pasti.
Terjerumusnya Amerika kedalam Peperangan dunia yang kedua
ini adalah karena gagal dalam usaha menegakkan kembali Kapitalisme yang sudah
mau condong dalam negara ibu itu. Old-Dealnya presiden Hoover, atau pun
New-Dealnya Presiden Roosevelt tidak bisa mengembalikan lebih kurang 10.000.000
orang penganggur Amerika kedalam perusahaannya. Kekuatan produksi Amerika yang
sudah melewati kekuatan daya beli rakyat Amerika sendiri. Lapangan untuk
memberi jalan baru kepada modal Amerika yang sudah bertumpuk-tumpuk itu dalam
negara Amerika sendiri sudah bertambah sempit. Amerika membutuhkan pasar diluar
negaranya sendiri.
Karena Amerika-lah diantara 4 negara bersekutu itu yang sama
sekali tidak mendapat kerusakan dalam negaranya, maka pembangunan negara itu
kelak untuk Amerika sesudah damai tidaklah berarti mendirikan Rumah, Gedung,
Jembatan dan Pabrik seperti Inggris, Eropa Barat, Sovyet Rusia, Tiongkok dan
Nippon. Barangkali pada tingkat pertama modal Amerika akan mendapat kesempatan
untuk berkembang di beberapa daerah yang sudah disebutkan diatas. Tentu pula
ribuan juta dolar perlu dipakai untuk pembangunan didaerah-daerah tersebut.
Barang berupa Mesin, Alat Perkakas, Pakaian, Makanan dan lain-lain, perlu
didatangkan dari Amerika yang masih segar-bugar itu kalau dibandingkan dengan
negara lain. Dalam hal itu pabrik Amerika akan bisa berjalan terus dengan pesat
dan denga begitu akan menghisap jutaan Buruh, walaupun dalam waktu yang
sementara saja.
Tetapi bagaimanapun juga Minyak Tanah, Getah dan Timah
Indonesia bukanlah barang yang tidak diperdulikan oleh Amerika. Inilah bahan
yang senantiasa menarik perhatian Amerika ke Indonesia dan inilah pula bahan
mentah yang memaksa Indonesia menaruh perhatian terhadap Amerika.
Persoalan Indonesia-Amerika, pendeknya Apakah kelak Amerika
akan bersikap keras ingin memiliki dan mengurus sumber Minyak dan kebun Getah
di Indonesia? Apakah Amerika akan senang dengan hasil “Minyak” yang dimiliki,
diusahakan dan dipekerjakan oleh rakyat Indonesia saja dan mempertukarkan bahan
mentah Indonesia dengan hasil pabrik Amerika?
Sovyet Rusia, negara setengah Feodal dalam seper-empat abad
saja meningkat menjadi negara industri, dimana kaum Pekerja yang mengurus dan
menyelenggarakan segala apa yang berhubungan dengan negara. Sebenarnya Proletar
Rusia-lah yang dalam Perang dunia ke II ini yang menahan pukulan Jerman Nazi
yang maha dahsyat itu, ketika pukulan dijatuhkan dengan sekuat-kuatnya dan
segiat-giatnya ( 1941-1944 ). Tiga tahun inilah yang sebenarnya memeberi
keputusan apakah Jerman Nazi ataukah persekutuan Demokrasi-Komunisme yang
akan menguasai dunia.
Dengan kekuatan Sovyet Rusia, maka kolektivisme kerja-tolong
menolong untuk pertama kalinya menyatakan kepada dunia Kapitalis dan
perseorangan di abad ke 20 ini. Boleh jadi kelak para ahli sejarah akan
menandai abad ke 20 ini sebagai abad Kolektivisme.
Seberapa jauh sekarang kekuatan produksi Sovyet Rusia,
belumlah dapat kita pastikan. Apakah produksi itu Cuma cukup untuk rakyat
Sovyet Rusia sendiri saja apakah sudah berlimpah, belumlah kita dapat menjawab
karena kekurangan Informasi. Apakah pemakaian dalam negara bisa dipertinggi dan
sampai dimana kesanggupannya atau sudah memuncak pula-kah kekuatan produksi
itu, sampai rakyat Rusia mendapat daerah yang aman untuk menerima produknya
itu? Pertanyaan ini pun tidak bisa dijawab disini begitu saja dengan tiada
menunggu pemeriksaan para ahli terlebih dahulu.
Tetapi Republik Indonesia tidak bisa dan perlu untuk
menggantungkan dirinya kepada beberapa kemungkinan Sovyet Rusia. Rusia
mempunyai kepentingannya sendiri yang Cuma bisa diselesaikan oleh Rusia sendiri.
Begitu pula Indonesia mempunyai kepentingan sendiri yang Cuma bisa diselesaikan
oleh Indonesia sendiri. Seandainya Indonesia begitu lemah dan menggantungkan
dirinya kepada Rusia, maka sikap ini, seandainya Rusia mau menerima pasti tidak
akan memberi hasil yang memuaskan untuk Indonesia. Pertama kali:, jarak
Indonesia dan Rusia terlalu jauh, Kedua: Diantara Rusia dan Indonesia
terletak pula daerah Asia yang bukan menjadi bagian Sovyet Rusia adalah
Tiongkok dan Hindustan. Ketiga: Rusia sekarang dan waktu yang lama di depan
tidak akan bisa mengadakan armada yang akan menandingi armada Inggris-Amerika
yang sekarang menguasai dunia, apalagi Lautan Hindia dan Lautan Teduh. Serta
mereka mempunyai banyak sekali pengalaman disemua Lautan dan Samudra.
Percobaan Rusia yang sebenarnya menyokong satu pemerintahan Indonesia yang
dipimpin dari Moskow tentulah negara akan membawa akibat yang tidak diingini
oleh rakyat Indonesia sendiri. Inggris dan Amerika tentulah akan tampil kemuka
dengan armadanya untuk “membela” Indonesia yang begitu penting untuk strategi
Perang dan untuk segala bahan mentah. Inggris dan Amerika dengan bersitumpu
pada golongan Borjuis dan Feodal Indonesia akan memakai Indonesia sebagai medan
peperangan untuk memepertahankan kekuasaaanya di Lautan Teduh dan Samudra
Hindia. Indonesia pada akhirnya akan menjadi atau jatuh dibawah pengaruh salah
satu pihak yang menang.
Ditilik dari padangan ini maka dalam suasana seperti
sekarang sedikit sekali kemungkinan Rusia akan mencoba mendirikan atau membantu
dengan sebenarnya satu pemerintahan Indonesia yang langsung didipimpin dari
Moskow. Apalagi kalau dipikirkan bahwa sebagai negara serikat dari
Inggris-Amerika dalam perang dunia ke II, Rusia tentu terikat dengan beberapa
perjanjian berhubungan dengan bantuan uang atau mesin yang diberikan oleh
Amerika kepada Rusia, ketika Rusia diserang oleh Jerman. Sebaliknya Rusia akan
lebih merdeka sikapnya terhadap Indonesia yang berdasarkan kekuatan nasional,
yakni terhadap Indonesia yang mendirikan suatu pemerintahan yang berdasarkan
kemauan rakyat. Indonesia sendiri dan tidak dibantu oleh negara manapun juga
diluar Indonesia. Rusia yang mempusakai dasar Komunisme yang akan membantu
kemerdekaan suatu daerah jajahan, sekarang bisa melaksanakan dasarnya itu
dengan jalan yang tidak kurang arti dan akibatnya ialah dengan jalan diplomasi.
Pengakuan Republik Indonesia dalam suasana Internasional seperti sekarang ini
adalah suatu bantuan yang sebesar-besarnya. Bantuan yang lebih daripada itu
tidak akan menguntungkan Rusia dan akan mencelakakan Republik Indonesia Merdeka
sendiri.
Marilah kita sebentar menoleh ke Tiongkok yang banyak sekali
menderita akibat politik Imperialisme dan akibat perang dunia ke II ini. Negara
yang begitu luas dengan penduduk yang begitu banyak jumlahnya, pintar dan rajin
yang lama sebelum perang dunia kedua ini dalam kekacauan yang disebabkan oleh
perang saudara yang berulang-ulang sangat membutuhkan modal dan mesin. Dalam
keadaan begini, maka modal Tiongkok yang ada diseluruh ASLIA adalah satu factor
yang besar untuk kemajuan Tiongkok. Di Birma, Thailand, Annam, Philipina,
Semenanjung Malaka, dan Indonesia Sempit cukup banyak modal Tiongkok untuk
langkah pertama dalam daya-upaya memajukan Tiongkok menjadi negara
perindustrian, menurut rencana Dr Sun Yat Sen.
Tetapi apakah Tiongkok akan bisa lekas dan langsung memakai
modal Tionghoa yang di ASLIA itu tergantung pada beberapa hal modal Tiongkok
diseberang lautan ( Overseas Chinese ) tentulah ingin menunggu sampai negara
Tiongkok betul-betul aman untuk menanmkan modal dimana-mana. Dimasa lampau
sewaktu timbul perang saudara, modal Tionghoa diseberang lautan sangat takut
sekali masuk kenegara bapaknya ( Tomsoa ). Sebelum pertikaian Komunis dan
Nasionalis belum selesai dan berhubung perang saudara masih mengancam, maka
modal Tionghoa diseberang tentu masih akan tinggal mengintip dari jauh saja.
Modal Tionghoa yang ada di Indonesia adalah satu perkara
yang bisa mempertemukan Republik Tiongkok Merdeka dengan Republik Indonesia
Merdeka. Tiongkok butuh modal orang Tionghoa yang ada di Indonesia dan
Indonesia akan mendapatkan mendapat bahagia kalau modal Tionghoa itu
dipindahkan dari Indonesia bersama dengan sebagia besar Tionghoa yang
berpengalaman yang dibutuhkan oleh Tiongkok Baru. Dengan premufakatan Tiongkok-Indonesia
dan bantuan dari kedua belah pihak bisa diadakan tindakan yang akan amat
menguntungkan Indonesia dan Tiongkok keduanya.
Selain daripada kepentingan bersama seperti yang sudah
disebutkan diatas, keduanya sedang mempertahankan diri terhadap Imperialisme
asing. Kalau dipikirkan pula bahwa Tiongkok dan Indonesia mempunyai bentuk
negara yang bersamaan yaitu Republik yang berdasarkan kedaulatan rakyat, maka
sepantasnyalah kedua negara itu bermufakat dan bersekutu menghadapi musuh
bersama.
Akhirnya dalam perhubungan Tiongkok dan Indonesia harus
diperhatikan Perasaan Tionghoa terpelajar di Tiongkok terhadap Indonesia
tidaklah sama dengan perasaan Hoa Kiau ( Tionghoa – Seberang ), umumnya
terhadap Indonesia. Mereka di Tiongkok mempunyai pemandangan yang lebih jauh
dan hati yang lebih lapang. Dalam dunia diplomasi satu negara dengan diplomat
lain negara, karena banyak persamaan Paham, Adat Istiadat dan Tingkah laku
tidak sedikit artinya dalam daya upaya merapatkan negara yang merdeka
masing-masing wakil.
Sekian sekedar penyelidikan yang jauh daripada sempurna
tentang Sekutu yang akan berhadapan dengan kita.
Sebagai kesimpulan dari penyelidikan diatas yang jauh dari
sempurna itu, maka mungkin sekali Inggris dengan bantuan “mulut” dari Pihak
Belanda, yang akan mengambil tindakan agresifnya (Ceroboh ) terhadap
Indonesia, Untuk Kapitalis dan Imperialis Inggris. Republik Indonesia Merdeka
apalagi Semenanjung Malaka dan Kalimantan Utara adalah satu perkara penting
untuk pembangunan British Empire dan mempertahankan diri dan “muka”
sebagai First Class Power ( Negara Kelas Satu ).
Amerika berada dalam kebimbangan,tetapi tidak mustahil
Amerika akan mengakui Republik Indonesia Merdeka kalau Indonesia Sempit bekerja
sama serapat-rapatnya dengan Philipina yang oleh Uncle Sam dianggap sebagai
Foster Childnya (Anak Angkat ).
Akhir kesimpulan yang barangkali tidak akan jauh dari
kebenaran adalah dari pihak Tiongkok dan Rusia, Republik Indonesia boleh
mengharapkan bantuan diplomasi yang tetap tegak. Kalau Amerika bisa dihilangkan
kebimbangannya, maka semua rencana Inggris-Belanda yang berdasarkan kecerobohan
akan berhadapan dengan Rusia, Tiongkok dan Amerika. Diplomasi Republik
Indonesia terutama harus dipusatkan pada upaya menarik Amerika kepada kemauan
Rusia-Tiongkok.
Indonesia sesudah Perang dunia ke II ini, amat kekurangan benda
berupa Mesin, Perkakas, Emas-Intan, Pakaian dan lain-lain. Tetapi masih kaya
dalam bahan tersimpan hasil bumi yang keluar selama bumi-nya ada, iklim dengan
sungai dan danaunya ada, selama itulah rakyat Indonesia masih satu rakyat yang
terkaya dimuka bumi ini, walaupun kekayaan itu masih terpendam saja.
Semiskin-miskinnya Indonesia dalam hal mesin dimasa depan,
dengan kepandaian dan pengalaman yang sudah diperoleh ia akan bisa mengadakan
hasil yang tiada ternilai harganya dipasar dunia seperti Minyak Tanah, Emas,
Arang, Timah, Gula, Tea, Getah, Kina, Kopi, Kopra dan sebagainya. Dengan
menjual barang tersebut diluar negeri, Republik Indonesia dengan aman dan
sentosa akan bisa mendapatkan mesin yang dibutuhkan. Dengan rencana
3,4,5……………tahun, Indonesia lambat laun bisa menimbulkan Industri berat sebagai
jaminan yang pasti untuk kemerdekaannya. Kemerdekaan modern itu terutama
berdasarkan industri berat ( Pembuatan Baja, Mesin Auto, Kereta, Kapal Laut,
Pesawat, Listrik, Minyak dll ). Sebaliknya Industri berat berdasarkan
kemerdekaan pula. Tidak bisa diadakan Industri berat kalau Indonesia
Merdeka dihambat-hambat untuk menimbulkan industri yang dirasanya penting untuk
kehidupan dan pertahanannya. Kalau Indonesia Merdeka tidak dibolehkan
mendirikan “Tarrif-Wall” (Proteksi)
untuk melindungi “Infant-Industri” ( Industri Bayi ), seperti bayi manusia atau
pohon kecil yang harus dilindungi dari angin dan panas terik, begitu pula
industri harus dilindungi dari pemasukan barang-barang luar negeri yang bisa
menjadi saingan yang galak. Sesudah industri bayi tadi teguh-tegap karena
pengalaman Indonesia sudah cukup, maka perlindungan itu bisa dilenyapkan.
Indonesia mempunyai bahan yang banyak sifat dan bilangannya, lalu lintas yang
paling bagus ( lautan dan sungai ) disamping pekerja yang dilatih dari jaman
Pajajaran ( Pandai ) sampai kejaman Majapahit dan akhirnya Jaman Penjajahan
Belanda. Kalau sudah beberapa tahun sudah cukup pengalaman, tidak perlu takut
akan persaingan dengan negara manapun juga dimuka bumi ini, baru Kemerdekaan
itu aman sentosa. Barulah “Tarrif Wall” bisa dirubuhkan.
PERTAHANAN INDONESIA MERDEKA
Ada Tiga Perkara yang terpenting untuk mempertahankan
Republik Indonesia dihari depan:
1) Persatuan yang teguh tegap
diantara semua golongan rakyat. Persatuan itu harus tahan uji terhadap serangan
dari dalam maupun dari luar negara. Persatuan itu bisa diselenggaraka oleh satu
Partai saja, apalagi dimasa Pancaroba yang istimewa, Pemerintah negara yang
berdasarkan satu Partai itu lebih cepat mengambil tindakan yang perlu ataupun
mengadakan koreksi ( pembetulan ) yang amat perlu. Persatuan rakyat itu juga
bisa diselenggarakan oleh gabungan lebih dari satu Partai asal jangan terlalu
banyak. Tetapi penggabungan Partai lebih berdasarkan Kerakyatan, lebih sukar
pula dikendalikan karena berlainan aliran didalamnya. Memang dimasa Pancaroba
yang maha hebat “Diktator Murba” -lah system yang sebaik-baiknya, tetapi harus
diambil tindakan supaya Diktator satu Partai terhadap rakyat Murba jangan
beralih menjadi Diktator seorang atas Partai. Didalam Partai, diantara anggota
dengan anggota mestinya mempunyai kesempatan yang sama untuk mengadakan “Kata
Mufakat” yang berdasarkan Kemerdekaan untuk berfikir dan mengusulkan serta
disiplin dalam hal mengambil suatu keputusan dan menjalankan keputusan itu.
2) Kemerdekaan yang penuh dan kini
juga. Ini sama artinya dengan Persatuan. Kemerdekaan itu bisa diumpamakan satu
besi berani yang menggetarkan jiwa rakyat Murba yang tidur lelap itu. Tetapi
supaya getar-geraknya itu terus tetap, kemerdekaan itu seperti persatuan tadi,
mesti didasarkan keperluan rakyat Murba sehari-hari. Jiwa Murba akan terus
tetap menggetar dan bergelora kalau saja jasmani Murba terpelihara ( Makanan,
Pakaian dan Perumahan ). Untuk memenuhi keperluan Murba yang memang dalam
kekurangan itu, negara Indonesia harus menjalankan ekonomi teratur dengan
Rencana, Kebulatan Hati, Tekad dan kegiatan kebulatan tenaga serta akhirnya
dengan segera. Kemerdekaan penuh yang bisa menjalankan rencana ekonomi teratur
itulah yang bisa menjamin kekokohan Republik Indonesia Merdeka.
3) Jangan dibolehkan modal asing
mengganggu kemajuan perusahaan Indonesia. Hal ini pasti akan terjadi kalau
modal asing diperbolehkan lagi menyewa tanah dan menguasai bahan Indonesia.
Berapapun bagusnya rencana berapapun giat dijalankan selama negara asing dengan
perantaraan modal di Indonesia bisa mempengaruhi jalannya produksi dan
distribusi kita, maka rencana yang bagus itupun akan kandas juga. Dengan suka
cita kita akan menukar hasil perusahaan kita dengan mesin luar negeri, tetapi
Tanah-Produksi-Distribusi harus dikuasai oleh negara Indonesia.
4) Ekonomi harus dikendalikan (
diatur ) dan negara harus menjalankan ekonomi terencana. Produksi dan
distribusi liar, sesuka masing-masing orang dengan tidak memakai perhitungan
lebih dahulu, dengan tidak menyesuaikan kekuatan menghasilkan dengan keperluan
memakai lebih dahulu harus ditolak dengan keras. Kalau produksi dan distribusi
dilepaskan kedalam satu atau dua orang Kapitalis Indonesia yang kurang
pengalaman dan pemandangan Internasional, yang tidak pula memperdulikan
keperluan rakyat Murba, maka tidak akan lama perekonomian dan akhirnya politik
Indonesia akan terlepas lagi ketangan asing. Lebih lagi dari Amerika Selatan
dan Tiongkok sebelum perang ini, modal Indonesia yang dipercayakan kepada
si-Kapitalis Indonesia itu akan segera menjadi bola-sepak dan sepak-bola
Imperialisme Asing. Bolehlah dikatakan satu kebahagiaan untuk Indonesia
sekarang yang rakyatnya tidak mempunyai golongan Kapitalis yang kuat dan bisa
mempengaruhi jalan politiknya negara. Tidaklah susah untuk Indonesia Merdeka
untuk memimpin majikan Bumiputera kearah Kolektivisme dan ekonomi terencana,
yang mengatur Hak Milik, Penghasilan, Pembagian Hasil, Upah dan Hidup
Sederhana.
SIFAT PROLETARIS
Kaum Buruh perusahaan besarlah kelak yang penting
sekali diantara beberapa golongan rakyat, dalam upaya membangunkan Republik
Indonesia dengan industri beratnya, maka Buruh itulah pula yang harus
disadarkan dan dibangun dari sekarang. Mereka yang menduduki cabang
perindustrian yang penting, sendirinya pula kelak akan menjadi golongan yang
penting dalam satu masyarakat berdasarkan semata-mata keadilan. Keinsyafan
mereka akan kedudukan yang penting, dalam masyarakat dihari depan itu pula kelak
akan menimbulkan Tekad, Keberanian dan Kegiatan yang menyala-nyala dihati
mereka menentang usaha dan tindakan Imperialisme asing menurunkan Indonesia
Merdeka kembali ke derajat jajahan. Maka kaum pekerja yang dengan kulit dan
tulangnya merasakan perekonomian Imperialis, tentulah tidak ingin dihisap dan
ditindas kembali. Mereka inilah pelopor rakyat yang giat mempertahankan
Republik Indonesia itu dengan kemakmuran dan keadilan.
PENGERAHAN MURBA
Siasat mengerahkan Murba untuk merebut kekuasaan
negara sudah diterangkan dalam “Menuju Republik Indonesia” ( 1924 ), “Semangat
Muda” ( 1925 ), “Massa-Aksi” ( 1926 ). Semuanya oleh Tan Malaka.
Siasat berdasarkan Murba itu masih amat sedikit dimengerti
di Indonesia. Gerakan di Indonesia pada umumnya menganggap perebutan kekuasaan
itu sebagai usaha Militer semata-mata ( PUTCH ). Persiapan susunan tertutup
hampir sama-sekali dipusatkan pada bentukan satu pasukan yang kelak tiba-tiba
akan menyerbu keluar untuk merebut kekuasan Politik dengan cara Militer.
Gerakan semacam itu terhadap satu susunan negara yang
diatur oleh Imperialisme Modern Niscaya akan kandas sama sekali. Gerakan itu
bisa berhasil, kalau benar seluruh atau sebagian terbesar rakyat jelata sudah
memiliki kesadaran politik yang sedalam-dalamnya, Ikhlas berkorban mencapai
idamannya serta tahan uji dalam aksi yang Sukar, Berbahaya dan Lama.
Kesadaran yang dalam serta kemauan laksana baja itu
tidaklah diperoleh dengan jalan Propaganda secara ngomong saja, melainkan
dengan Agitasi yang berisi bukti yang senyata-nyatanya dan dengan pengalaman
Murba dalam aksi politik ( Demonstrasi ) dan
Ekonomi ( Pemogokkan ). Pengalaman
Murba itu perlu sekali dan bisa diperoleh dalam aksi memperbaiki kehidupan
sehari-hari ( Minta Kenaikkan Upah, Minta Pengurangan Pajak dan sebagainya ).
Dalam masa berkerja tersembunyi suatu Partai mestinya
mempunyai hubungan dengan perhubungan dengan rakyat Murba. Perhubungan terbuka
itu ialah laksana kaleidoskopnya sebuah kapal selam, yang mesinnya bergerak
dibawah permukaaan air. Dengan perantaraan susunan terbuka ( Pakbon atau Partai
berupa jinak ), Partai tersembunyi jadi bisa mengukur kemauan rakyat Murba dan
berapa luasnya kemauan itu sudah menjalar diseluruh negeri.
Ringkasnya, sesuatu Partai tersembunyi mesti selalu
mempunyai susunan terbuka sebagai badan politik dan pengukur. Susunan terbuka
juga harus mempunyai Partai tertutup sebagai benteng perjuangan terakhir.
Tiadalah bisa diharapkan selalu bahwa seluruh Murba akan
bergerak serentak dan serempak. Sejarah dunia akan acapkali menunjukkan, bahwa
gerakan Murba itu melalui beberapa tingkat. Pimpinan yang mengerti, Cerdik,
Berpandangan jauh mesti mengerti watak dan sifatnya tiap-tiap tindakan yang
sudah dan akan dijalani Murba tadi.
Buat mengertikan watak dan sifatnya tiap-tiap tingkat yang
harus dilalui oleh Murba itu perlu diketahui Hasrat, Idaman kemauan dan Impian
tiap-tiap golongan Murba itu. Murba tani berlainan hasrat dan kemauan dengan
pedagang dan juru tulis kantor. Dalam kaum Pekerja sendiri ada pula bermacam
hasrat, paham dan kemauan menurut bagian pekerjaan, didikan dan suasana hidup
masing-masing. Begitu pula dalam golongan Tani dan Pedagang, semua itu bisa
diketahui denagan memakai cara berpikir yang berdasarkan Materialisme
Dialektika Logika ( Lihat Kitab “Madilog” oleh Tan Malaka, Tahun 1942 ).
Kalau satu pimpinan Murba mengerti betul akan hasrat dan
kemauan tiap-tiap golongan Murba yang bergerak itu, maka pimpinan tadi bisa
pula mengambil tindakan yang sesuai dengan tingkatan aksi yang sudah tercapai.
Seandainya seluruh rakyat Indonesia bisa dikerahkan sampai
tercapai kemerdekaan nasional, maka pada titik ini rakyat Murba akan terpecah
menjadi dua. Golongan Borjuis tidak akan mau terus lagi, karena kemauan mereka
Cuma buat memajukan modal kebangsaan saja. Kalau dalam Indonesia merdeka modal
itu sudah jatuh ketangan mereka, maka mereka sudah sampai kepada hasratnya.
Mereka tidak akan mau ditarik terus buat mendirikan masyarakat berdasarkan
Kolektivisme. Kalau mereka ditarik juga maka boleh jadi sekali akan
berbalik melawan Murba. Dari sifat Revolusioner mencapai kemerdekaan nasional
mereka akan bertukar menjadi Kontra-Revolusioner ( melawan kaum Pekerja – yang
berdasarkan Kolektivisme ). Kalau mereka merasa lemah dengan berhadapan bangsa
sendiri, maka mereka tidak akan segan-segan menerima atau memanggil pertolongan
dari luar negeri ialah kaum Borjuis pula. Dalam batinnya, Kapaitalis nasional
itu bersifat internasional juga. Seperti dalam hakikatnya Pekerja dalam suatu
negara itu bersifat internasional pula. Tetapi disebabkan oleh batasan negara
yang ditentukan oleh politik dan sejarah masing-masing diperdalam pula oleh
perbedaan bangsa, bahasa dan kebudayaan masung-masing, maka Borjuis dan Pekerja
masing-masing negara terikat pada paham negara dan pandangan kenegaraan masing-masing.
Pada tingkat mencapai kemedekaan nasional, maka golongan
Borjuis bersitumpu pada rakyat Murba. Tetapi kalau kemerdekaan nasional sudah
tercapai dan Pekerja mau terus ketingkat Kolektivisme, maka golongan Borjuis
akan bersitumpu pada golongan Tani Besar, Pedagang Tengah dan besar, sebagian
golongan Intelektual serta pekerja yang belum insyaf. Kalau terdesak, maka
mereka akan menerima pertolongan Imperialis.
Walaupun demikian sifat dan hasratnya Borjuis tengah dan
kecil itu, Partai pekerja seperti PARI tidak boleh dan tidak bisa mengabaikan
mereka dalam tiap-tiap tingkat perjuangan. Mereka harus ditarik kedalam medan
perjuangan. Dalam perjuangan mencapai kemerdekaan nasional itu akan ternyata
kegiatan dan keberanian Tani Kecil, Pedagang Kecil dan sebagian Intelek Borjuis
itu. Sebaliknya kalau mereka diabaikan apalagi kalau dimusuhi maka boleh
dikatakan mustahil bisa merebut kemerdekaan nasional. Lebih mustahil pula
membangun negara berdasarkan Kolektivisme . Dengan sadar atau tidak mereka
dalam perjuangan nasional itu akan bisa dijadikan perkakas oleh Imperialisme
asing dan dengan pertolongan Borjuis nasional membasmi semua gerakan kaum
Pekerja yang Revolusioner, berdasarkan Kolektivisme.
IKHTISAR PENGERAHAN MURBA
1) Karena rakyat Murba terdiri
atas berjenis-jenis golongan, maka hasrat dan kemauan dalam Murba juga
berlain-lainan. Makin dekat tiap-tiap golongan itu kepada tujuan perjuangannya,
makin susut kegiatannya bertarung. Kalau hasrat ( keinginan/kemauan ) sesuatu
golongan itu sudah tercapai dan dipaksa meneruskan perjuangannya maka golongan
itu boleh jadi sekali akan membalik melawan bangsanya sendiri dan menerima
pertolongan asing.
2) Pengerahan Murba seluruhnya untuk
buat mencapai tingkatan kemerdekaan nasional sampai ketingkat Kolektivisme
adalah perkara yang perlu sekali dijalankan. Tetapi harus diadakan segala
persiapan buat meneruskan Murba bergerak, sesudah tingkat kemerdekaan nasional
tercapai. Pun tidak bisa diabaikan tindakan cepat-cepat terhadap Borjuis
nasional dan konconya yang terbuka atau tersembunyi dalam dan luar negara.
3) Tipu-Muslihat Klas ( Taktik dan
Strategi Klas ) Amat sulit dan berseluk-beluk. Ia selalu berubah menurut tempoh
dan tempat. Dalam kalangan Murba itu kawan sekarang bisa menjadi musuh
dikeesokan harinya. Dalam perjuangan itu tingkat pemogokan ekonomi dihari ini,
besok boleh bertukar menjadi pemogokan ekonomi yang mengandung politik.
Demonstrasi damai hari ini besok bisa bertukar menjadi demonstrasi yang
diperkeras dengan pemogokan. Mogok dan demonstrasi damai bisa berubah menjadi
mogok demonstrasi, sabot, gerilya terus menerus sampai kemerdekaan nasional dan
social tercapai. Partai Pekerja yang menuju kepada Kolektivisme harus
mengetahui sifat tiap-tiap golongan yang berjuang, sifatnya tingkat perjuangan
yang sudah dicapai serta tindakan yang mesti diadakan pada tiap-tiap tingkat
itu.
4) Keulungan satu Partai Pimpinan
Murba tidalah terletak pada keberanian semata-mata. Keberanian Partai saja yang
tidak disertai oleh perhubungan yang rapat dengan golongan Murba dan
pengetahuan yang dalam atas jiwanya Murba, adalah salah satu rombongan kecil
yang sanggup berkorban, tetapi kalau sudah berkorban tidak akan mendapatkan
hasil yang sepatutnya dan secukupnya. Mereka karena terburu oleh nafsunya
sendiri saja tiada disertai oleh nafsunya Murba, boleh jadi mudah dihancurkan
oleh musuh. Partai Murba yang tulen, Jatuh dan Berdiri dalam dan dengan Murba.
Akan bergerak serentak daan serempak dengan Murba dan di dalam Murba (Pekerja).
5) Memimpin Tentara Perang
membutuhkan satu kader opsir serta pengetahuan terkhusus tentang siasat perang.
Lagipula pengetahuan teristimewa tentang pimpinan, latihan dan persenjataan
sesuatu tentara perang.
Memimpin Murba membutuhkan satu kader pemimpin ialah Partai
dan pengetahuan terkhusus tentang siasat Revolusi yakni siasat Klas. Lagipula
pengetahuan istimewa tentangan Pimpinan, Latihan dan Persenjataan Murba.
Menaklukan dan merebut satu negara dengan memakai Tentara
perang sebagai alat perkakas, berlainan sekali sifatnya dengan menaklukan dan
merebut kekuatan politik dengan memakai Murba sebagai alat perkakas. Pada
sesuatu peperangan, tehniknya yang memberi keputusan terakhir, tetapi pada
suatu Revolusi baik nasional maupun social jiwa Murba-lah (
Mass-Phsycology ) yang memberi putusan terakhir. Buat mempelajari jiwa
Murba itu Ilmu Materialisme dan Dialektika-lah yang memberi pertolongan.
6) Dalam keadaan persenjataan
Tentara Republik Indonesia seperti sekarang yang dalam keadaan serba kurang
itu, maka senjata kita harus dipusatkan pada: senjata Diplomasi terhadap luar
negeri dan pergerakan Murba didalam negara. Perjuangan senjata ialah sekedar
untuk memperkuat perjuangan ekonomi-politik dan diplomasi. Semboyan kita:
75 % senjata batin dan 25 % senjata lahir.
7) Kecerdikan dan ketetapan hati
ialah perkara yang terpenting buat pimpinan Murba. “Persatuan dan Disiplin
adalah kunci kekuatan Murba”.
USAHA KITA
### Dengan Murba, Dalam Murba, Untuk Murba
menuju Republik Indonesia yang Sosialistis, terus ke Proletaris ASLIA Republik,
akhirnya ke PENGGABUNGAN BEBERAPA NEGARA YANG ( HAMPIR ) SAMA BESAR SAMA RATA
DUNIA.
### Menolak semua percobaan mendirikan Republik
Indonesia yang Kapitalis dan membatalkan semua daya upaya dari luar menjajah
Indonesia dengan cara dan memakai bentuk dan corak jajahan apapun juga.
### Menambah anggota PARI atas dasar 30 %
Pekerja perusahaan penting, 20 % Tani Melarat, 20 % Kaum Intelektual, Penduduk
Kota, Pedagang, Pekerja Kantor dan lain-lain
SERUAN KITA
HIDUP PEKERJA TANGAN DAN OTAK !!!
TAMPILLAH PEMUDA SOSIALISTIS !!!
BANGUNLAH PROLETARIS REPUBLIK INDONESIA !!!
BERDIRILAH DAN BANGUNLAH ASLIA !!!
SOKONGLAH GABUNGAN DUNIA YANG ADIL !!!
Disetujui oleh
PUCUK PIMPINAN
JAKARTA, 7 September 1945
PROGRAM PARI
1) Menuju Republik Proletaris di
ASLIA ( ASIA–AUSTRALIA )
2) Kedaulatan atas rakyat yang
Kerja.
3) Tanah, bahan dan Perusahaan
penting ( vital ) dimiliki negara.
4) Produksi dan Distribusi secara
SOSIALISTIK.
5) Menjalankan Ekonomi Teratur.
6) Milisia dan Lasykar tetap
berdasarkan pekerjaan buat kehidupan.
7) Didikan yang Praktis-Teoritis.
8) Menuju kehakiman rakyat ( Juri
sebagai Hakim ).
9) Pertukaran Internasional dengan
perentaraan biro internasional.
10) Menuju Federasi Dunia.
TAKSIRAN KASAR TENTANG GABUNGAN DUNIA
1) Amerika Utara ( Amerika dan
Kanada).
Luas wilayah 8 juta mile-persegi, dengan penduduk lebih
kurang 160.000.000 jiwa
2) Amerika Selatan
Luas wilayah 7 juta mile-persegi dengan penduduk 100 juta.
3) Tiongkok
Luas wilayah lebih kurang 4,5 juta mile-persegi dengan
penduduk 400.000.000 jiwa
4) Indo-Iran ( Hindustan dan Asia
Muka ).
Luas wilayah lebih kurang 3 juta mile-persegi dengan jumlah
penduduk lebih kurang 450.000.000. Boleh juga dua gabungan besar.
5) ASLIA
Luas wilayah lebih kurang 3 juta mile-persegi ( Daratan saja
) dengan jumlah penduduk lebih kurang 150.000.000 jiwa
6) Afrika
Luas wilayah lebih kurang 11,5 juta mile-persegi dengan
jumlah penduduk lebih kurang 100.000.000 jiwa. Boleh juga 2 Gabungan besar.
7) Eropa Barat
Luas wilayah lebih kurang 3,75 juta mile-persegi dengan
jumlah penduduk lebih kurang 350.000.000 jiwa
8) Sovyet Rusia
Luas wilayah lebih kurang 9 juta mile-persegi dengan jumlah
penduduk lebih kurang 200.000.000 jiwa
( Pembagiaan dunia ini diambil menurut persamaan atau
berdekatan daerah, Kebangsaan. Kebudayaan, Sejarah dan Keperluan hidup.
Australia Putih tidak ada salahnya kalau mau bergabung dengan kulit putih pula
).
USAHA LANGSUNG ( WERK PROGRAM )
1) Menyusun PARI di tempat penting.
2) Menyusun Serikat Sekerja.
3) Menyusun Tani.
4) Menyusun Pembelaan.
5) Menyusun Pemuda ( termasuk
Pekerja ).
6) Menyusun Wanita ( termasuk
Pekerja ).
7) Membasmi Penjilat dan Penghianat.
8) Bersiap menentang Imperialisme
Modern.
9) Menyusun Perhubungan ASLIA
10) Propaganda luar ASLIA.
Catatan : Arti kata Murba pada tulisan diatas adalah kelas
Pekerja/Buruh atau Proletariat di Eropa
Sumber : http://www.tanmalaka.estranky.cz/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar